Selasa, 26 Juni 2012

KONFRONTASI


Tekniki konfrontasi
1.      Pengertian
Menurut Supriyo dan Mulawarman (2006:40) konfrontasi adalah keterampilan/teknik yang digunakan oleh konselor untuk menunjukkan adanya kesenjangan, diskrepansi atau inkronguensi dalam diri klien dan kemudian konselor mengumpanbalikkan kepada klien.
Kesenjangan itu terjadi :        
a.       Antara dua pernyataan
b.      Klien mengatakan satu pihak dia sangat memperhatikan pacarnya tapi dalam pernyataan lain dia malas menghubungi.
c.       Antara apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan
d.      Klien mengatakan bahwa dia sangat minat mengambil tes pegawai, tapi dia tidak datang ketempat tes tersebut.
e.       Antara pernyataan dan tingkah laku nonverbal
f.       Klien menyatakan bahwa dia sangat senang bertemu pacarnya tetapi sewaktu bercerita raut wajahnya sedih.
g.      d.  Antara dua tingkah laku nonverbal
h.      Kaki gemetar sedangkan bibir tersenyum.
Dalam retno Tri Hariastuti dan Eko Darmanto (2007:54) Konfrontasi merupakan suatu respon verbal yang digunakan oleh konselor untuk menyatakan adanya diskrepansi atau kesenjangan antara perasaan, pikiran, dan perilaku klien seperti yang tampak pada pesan-pesan yang dinyatakannya.Konfrontasi juga dapat digunakan sebagai alat untuk membawa klien memusatkan perhatian pada bagian atau aspek-aspek perilaku yang, jika diubah, dapat membuatnya menjadi orang yang dapat bertindak lebih efektif.
Konfrontasi dalam wawancara konseling terdiri atas ungkapan kontradiksi atau diskrepansi klien dalam perilakunya dengan memberikan komentar (Hatauruk dan Pribadi.1984:26).
2.      Tujuan
Menurut Hariastuti dan Darminto, (2007:54) tujuan konfrontasi adalah untuk mengenali pesan-pesan klien yang bercampur aduk atau tidak konsisten, serta bertujuan pula untuk mengeksplorasi cara-cara lain dalam upaya memahami situasi atau diri klien.
Dalam Willis, Sofyan tujuan konfrontasi ada dua, yaitu :
a.       Agar calon konselor mempunyai daya kritis terhadap factor diskrepansi atau inkonsistensi dari diri klien.
b.      Agar calon konselor mampu membuat kalimat-kalimat konfrontasi yang baik dan dengan sikap attending.
Sedangkan menurut Hatauruk dan Pribadi, (1984: 27) tujuan konfrontasi adalah untuk membuat orang agar mengubah pertahanan yang telah dibangun guna menghindari pertimbangan bidang tertentu dan untuk meningkatkan komunikasi terus terang. Pertahanan-pertahanan psikologis ini biasanya merupakan bidang yang penting didekati, tetapi sangat sensitive sehingga sangat takut mengurusinya.
3.      Manfaat
a.       Menghindari adanya kesenjangan antara perasaan, pikiran, dan perilaku klien
b.      membawa klien memusatkan perhatian pada bagian atau aspek-aspek perilaku
c.       Membuat klien  menjadi orang yang dapat bertindak lebih efektif.

4.      Contoh
a.       Kontradisi antara isi pernyataan klien dengan cara menyatakan
Ko: “Bagaimana hal itu sekarangt?”
Kl:“Oh..(dengan nafas panjang) hal itu bagus” (pembicaraan yang lambat, sikap badan telungkup)
Ko:”Anda mengatakan baik, tetapi Nampak dan kedengarannya menurun.”
b.      Tidak konsisten antara isi dan hal yang dikatakan oleh klien :
Ko:”Anda hanya mengatakan bahwa perjalanmu sebenarnya tidak penting, tetapi minggu terakhir Anda dapat menceritakan bahwa segalanya berjalan lancar.”
Ko:”Anda mengatakan selalu gagal, tetapi hal itu nampaknya bertentangan dengan cara yang Anda jelaskan tentang pekerjaanmu yang terakhir beberapa menit yang lalu.
c.       Tidak konsisten antara apa yang dikatakan, diinginkan dan sebenarnya diperbuat oleh klien :
Ko:” Anda mengatakan bahwa hal yang bertele-tele secara berkesinambungan ialah masalah yang Anda ingin pecahkan, tetapi saya tidak dapat membantu memperingatkan bahwa Anda terus bertele-tele disini dalam pertemuan.”
d.      Tidak konsisten antara perasaan yang dikatakan atau dilaporkan oleh klien dan cara konselor harapkan untuk direaksi, atau dirasakan dalam situasi yang sama.:
Ko:”Hal itu sebenarnya merupakan suatu yang baik sehingga Dia mengawininya sesudah segalanya beres.”

DAFTAR PUSTAKA

Supriyo, Mulawarman. 2006. Ketrampilan Dasar Konseling. Semarang: BK FIP UNNES.
Willis, Sofyan. S. 2007. Konseling Individual Teori dan Praktek. Bandung: ALFABETA
Hendrardo, Edy, dkk. 2003. Bimbingan dan Konseling. UNNES
Hariastuti, Retno Tri, dkk. 2007. Keterampilan-Keterampilan Dasar Dalam Konseling. Unesa University Press.
Hutauruk, Toga, dkk. 1984. Konseling Mikro. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar