1.
DIAM
(silence)
A. Pengertian
Diam/Silence
adalah suasana hening, tidak ada interaksi verbal antara konselor dan klien
dalam proses konseling. (supriyo 2005:31)
Diam
atau membiarkan keheningan berlangsung beberapa saat yang diciptakan secara
sengaja dengan sejumlah tujuan tertentu yang disadari konselor.(fauzan 2008:48)
B. Tujuan
1) Dalam
buku supriyo (2005:31)
a) Memberikan
kesempatan kepada klien untuk istirahat atau mereorganisasi pikiran dan
perasaannya atau mereorganisasi kalimat yang akan dikemukakan selanjutnya.
b) Mendorong
klien atau memotivasi klien mencapai tujuan konseling.
2) Dalam
buku Fauzan (2008:48)
a) Tercipta
peluang konseli memutuskan sendiribagaimana memulai dan kemudian memikirkan apa
yang akan dibicarakan.
b) Teredakannya
sejumlah perasaan atau emosi negative konseli atas dampak perisriwa yang baru
diungkapkannya.
c) Terklarifikasikannya
dalam pemikiran dan perasaan konseli sejumlah informasi yang memungkinkan
konseli memperoleh insight
3) Dalam
buku sofyan S willis (2009:170)
a) Menanti
klien sedang berfikir
b) Sebagai
protes jika klien berbicara berbelit-belit
c) Menunjang
perilaku attending dan empati
sehingga klien bebas berbicara
C. Jenis-jenis
silence
Secara umum ada dua jenis silence,
yaitu silence dari konselor dan silence klien.
1) Silence
dari konselor
Terjadi pada saat pusat komunikasi
berada pada konselor. Pada waktu-waktu tertentu konselor merespon dengan
silence
Contoh:
Ki : bu selama
ini saya selalu bertanya-tanya pada diri saya sendiri sebetulnya siapa
bertanggung jawab atas kematian ayah?
Ko : …………(diam untuk memberikan
kesempatan kepada klien istirahat sejenak setelah menumpahkan perasaan-perasaan
berkaitan dengan pertanyaan mengenai kematian ayahnya)
2) Silence
dari klien
Terjadi pada saat pusat komunikasi
berada pada klien, yaitu setelah klien bercakap-cakap dan menerima
tanggungjawab. Pada saat itu, ia berhenti berbicara beberapa saat.
Contoh :
Ki : ya itu pak,
saya selalu menggunakan kebiasaan-kebiasaan orangtua saya sebagai ukuran
menilai tingkah lakuistri saya sehingga ia selalu marah kepada saya.kalau ingat
itu semua, saya sedih sekali………..(klien diam)
Ko : ………..(diam
beberapa saat untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk mengalami
perasaan-perasaannya secara mendalam)
2.
DORONGAN
MINIMAL
A. Pengertian
Suatu
dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang telah dikatakan klien dan
memberikan dorongan singkat. (Sofyan 2009:66)
B. Tujuan
Untuk membuat agar klien terus berbicara dan dapat
mengarahkan agar pembicaraan mencapai tujuan
C. Bentuk-bentuk
·
Oh?
·
Dan?
·
Lalu?
·
Mmh?
·
waah
D. Contoh
:
Ki:
saya bi…ngung harus berbuat apa. Saya se…dih dengan keadaan ini
Ko:
mmh teruskan
Ki
: saya kehilangan pegangan….. dan saya….. berbuat
Ko
: ya
Ki
: nekad
Ko
: lalu
3.
PENGARAHAN
(directing)
A. Pengertian
Suatu
instruksi atau informasi yang diberikan oleh seorang konselor kepada klien setelah seorang konselor memahami keadaan dan
kebutuhan klien.
Pemberian pengarahan boleh dilakukan
setelah konselor benar-benar telah memahami keadaan dan kebutuhan klian. Bila
konselor terlalu cepat dsn terlalu banyak memberikan pengarahan kepada klien
yang sebenarnya enggan (reluctunt)
menimbulkan ketidakenakan pada kedua belah pihak.
Keterampilan
mengarahkan mencakup:
1) Memberi
informasi pada klien (informatioan giving)
Konselor hendaknya mau
member informasi yang diperlukan klien
Contoh:.
Ki: pak, saya belum
terlalu mengerti jurusan apa saja yang ada di UNNES
Ko: oh iya, di UNNES
ada banyak sekali jurusan. Terutama jurusan kependidikan, seperti BK, pendidikan
biologi dll
2) Memberi
nasihat (advice giving)
Nasihat hendaknya
diberikan sesedikit mungkin, dan itupun kalau diminta dan setelah konselor
benar-benar maemahami masalh klien
Contoh:
Ki: bu, saya benavr-benar
tidak tahu lagi apa yang harus saya lakukan..
Ko: kalo menurut ibu,
kamu seharusnya minta maaf saja sama pacarmu. Soalnya kamu yang pertama kali
membuat masalah
3) Bertanya
secara langsung (direct questioning)
Bertanya secara
langsung hendaknya dilakukan oleh konselor dengan caulra tidak tergesa-gesa,
menggunakan pertanyaan terbuka, dan melakukannya tidak seperti seorang
interrogator
contoh:
Ki: saya bingung bu
dengan keadaan ini…
Ko: coba kamu jelaskan
secara terperinci masalah yang kamu hadapi!
4) Mensugesti
Mensugesti berarti
memasukkan suatu pikiran kedalam jiwa seseorang, dan menuju ke suatu tindakan.
Contoh:
Ki: saya merasa gagal
bu dengan nilai semester ini…
Ko: coba kamu berusaha
lebih giat lagi semester depan. Ibu yakin kamu pasti bisa.
5) Mengajak
(persuading)
Mengajak
adalah suatu cara dimana konselor dengan menggunakan argumen-argumen yang
rasional membujuk klien untuk meyakini suatu kebenaran
Contoh:
Ki: saya harus gimana
lagi bu menghadapi ujian nasional yang sudah dekat?
Ko: iya, mari kita
berusaha dan berdoa lebih keras lagi agar nilai ujian kalian semua lebih baik
dari hasil uji coba kemarin.
Daftar
pustaka
Hariastuti, R.T. &
Darminto, E. 2007. Keterampilan-keterampilan dasar dalam konseling. Surabaya: Unessa Press.
Legowo, E. Soeharto. &
Sutarno. 2008. modul plpg bk. Surakarta: UNS Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar